Bangga Punya Anjing Bali

Bali mempunyai dua jenis anjing yang bisa dikategorikan anjing ras, yaitu Anjing ras Bali berbulu pendek atau biasa diberi nickname “peanut dog” (anjing kacang) oleh penduduk bali ataupun expat yang menetap di bali, kenapa? Ya mungkin karena ukurannya yang mungil seperti kacang.

Dan jenis yang kedua adalah anjing Kintamani yang bertubuh lebih besar dan berbulu lebat, tentunya bulu lebatnya ini berguna untuk melindungi tubuhnya dari suhu dingin kawasan kintamani, darimana anjing ini berasal.

Anjing Bali bukan sepenuhnya anjing kampung tapi salah satu trah anjing tertua di dunia dengan warna dan sifatnya yang unik.

Kedua ras asli ini yang kemudian menjelma menjadi bagian warisan budaya Bali. Walaupun beberapa tahun kebelakang ras anjing bali berbulu tebal (anjing kintamani) popularitasnya jauh melesat dari saudara sepulaunya “peanut dog”. Hal ini bisa dimaklumi karena bentuk fisiknya memang lebih “menjual” dan terlihat lebih menarik, sehingga membuatnya punya lebih banyak fans.

Test DNA menunjukkan Anjing Bali adalah campuran AustralianDingo, Chow chow dan Akita. Keanekaragaman genetik ini membuat Anjing Bali kuat, tahan terhadap cuaca dan kondisi ekstrim, tanpa extra perawatan tidak seperti anjing ras lainnya. Anjing Bali adalah hewan peliharaan yang sangat hebat dan anjing penjaga yang sangat baik. Karena itu dari generasi ke generasi, Anjing Bali sudah menjadi bagian keluarga Bali untuk menjaga rumah, ladang, ternak dan kebanggaan masyarakat Bali.

Kondisi ini berubah sejak negara api menyerang pencabutan larangan impor anjing ke Bali tahun 2004 dan anjing ras menjadi populer sehingga menggeser Anjing Bali sebagai peliharaan. Anjing ras dari luar negeri menjadi simbol gengsi dan kemapanan bahkan masyarakat beranggapan anjing ras kebal / imun terhadap rabies padahal tidak. Jika anjing Bali diberi perawatan yang sama seperti anjing ras luar tersebut tentu imunitasnya bisa menyamai bahkan melebihi ras import.

Hal ini juga ternyata menjadi blunder fatal bagi bali. Karena anjing luar boleh masuk Bali, maka Bali yang dulu bebas rabies disebabkan karena terisolirnya anjing di pulau bali, akhirnya terkena wabah rabies tahun 2008 ketika anjing dari luar wilayah masuk Bali dan membawa virus Rabies. Naasnya lagi pemerintah serta masyarakat Bali sendiri terlambat mengantisipasinya, hingga menyebabkan virus Rabies dengan cepat berkembang dan menyerang Anjing Bali dan manusia.

Anjing Bali suka berkelompok dan menggonggong. Mereka tidak suka dikurung, menjaga daerah teritorinya dan senang berada di depan halaman rumah Mereka disebut anjing jalanan karena senang berlari bebas bersosialisasi dan dianggap anjing liar padahal mereka bertuan.

Anjing Bali adalah anjing yang pintar, lucu dan suara gonggongan yang khas memperingatkan pemiliknya adanya potensi ancaman yang datang. Karena kurangnya perawatan baik, banyak Anjing Bali yang terlantar sehingga Anjing Bali kebanyakan dianggap anjing liar dan anjing liar dianggap anjing rabies.

Kini anjing RAS ASLI warisan budaya Bali ini terancam punah karena perkawinan silang, eleminasi massal, dogma negatif dan perdagangan daging anjing.

Lindungilah Anjing Bali di tanahnya sendiri. Lindungilah mereka sebagai bagian dari kekayaan alam Bali, sebagaimana kita melindungi tanah Bali dari para investor rakus yang takkan peduli pada kelangsungan tanah Bali.

Mereka tidak ada di tempat lain selain di Bali.

Mereka unik dan special, tidak ada anjing lain seperti mereka karena mereka kombinasi dari berbagai ras anjing di dunia.

Me, myself really proud of Bali Dogs, the unique smart funny companion, a terrific guard dog and the strongest genetic heritage. and you?

.

.

.

.

sumber : baliadvertiser , wikipedia , facebook , mbah gugel