akmani legian hotel

akmanilegian.com

Kamis, 03 April 2014

a curse or a bless : "middle child syndrome"

kali  ini saya akan memberi info mengenai masalah kejiwaan yang selama bertahun-tahun saya alami tanpa tau apa namanya, hingga beberapa tahun belakangan ini secara tak sengaja saya menemukan artikel ini setelah minta wangsit di mbah google, and here it is... hope this article can help another special middle child wherever you are.
middle child syndrome atau Sindrom Anak Tengah bila diartikan dalam bahasa indonesia adalah istilah bagi anak tengah yang berkarakteristik unik dan cenderung ke arah nyeleneh,  terjadi karena anak tengah merasa dirinya “bukan siapa-siapa” –tidak seistimewa anak sulung, namun juga tidak dicintai Layaknya anak bungsu.  



Sindrom anak tengah terjadi dalam suatu keluarga akibat  pola asuh yang salah. ’Sindrom ini terjadi karena orangtua membeda-bedakan, baik perhatian, kasih sayang dan lainnya terhadap Si Sulung, Si Tengah, dan Si Bungsu.

sindrom ini adalah sindrom yang terjadi ketika seorang anak merasa tertekan dan terjebak di antara saudara/saudarinya. Tertekan dan terjebak yang di maksud disini adalah si anak merasa perlakuan orang tua terhadap dia tidak adil dan kurangnya perhatian yang diberikan sejak dini, sehingga rasa tertekan dari lingkungan sekitar dan terjebak dalam kesepian dirasakan oleh hampir seluruh anak tengah.

Mungkin tidak semua anak tengah mengalami sindrom tersebut, tetapi jika si anak kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya sindrom akan terasa sangat jelas.
Seperti yang dikatakan pada banyak artikel yang saya baca, anak kedua atau anak tengah memiliki suatu kecenderungan untuk beringkah laku berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain. Hal ini biasanya dikarenakan pola asuh orangtua yang berbeda untuk anak pertama dan anak kedua. Pada saat anak pertama lahir, para orangtua cenderung melakukan segala macam hal yang mereka anggap terbaik untuk anak mereka, pada anak pertama juga orangtua cenderung lebih bersikap over protective dikarenakan seluruh tindakan yang dilakukan oleh anak pertama adalah yang pertama pula bagi orang tua.

  Sedangkan saat anak kedua lahir, Orangtua sudah mulai terbiasa dengan anak pertama, sehingga pola asuh mereka yang over protective akan sedikit diubah menjadi lebih santai. Pola asuh tersebut akan berbeda lagi ketika anak ketiga atau anak bungsu lahir, sang orangtua akan mengalihkan semua perhatian mereka untuk anak bungsu dan cenderung melupakan si anak tengah, hal ini bisa dikarenakan perasaan atau kenangan yang dialami ketika mengasuh anak pertama muncul kembali setelah di anak kedua orangtua sudah terlalu terbiasa.

  Orangtua akan cenderung lebih fokus kepada anak pertama sebagai anak yang akan mereka didik dengan sangat ketat dan menjadi ujung tombak serta seakan menjadi obyek percontohan. Sedangkan untuk anak bungsu, mereka akan cenderung memberikan banyak kasih sayang dan kelonggaran dalam banyak hal. Dan untuk anak tengah orangtua hanya akan berharap dia mau mengikuti jejak kebaikan pada kakaknya dan mau berbagi kasih sayang dengan adiknya jadi tak ada hal spesial apapun yang diharapkan maupun diberikan kepada si anak tengah.

  Maka dari itulah anak ke-2 atau anak tengah memiliki kecenderungan untuk berbeda sendiri. Mereka biasanya memiliki sifat yang paling ekstrim dibandingkan saudaranya, baik itu paling pendiam, atau paling banyak bicara. beberapa artikel juga menyatakan bahwa mereka memiliki kecenderungan untuk memberontak karena kurangnya perhatian yang dia rasakan dari keluarganya.
beberapa karakteristik second child yang saya baca dan temukan:
(termasuk yang saya alami sendiri juga).

  •   Penyendiri, anak tengah atau ke-2 cenderung lebih senang berada di "safe zone" atau "comfort zone" yang dibuatnya dibandingkan berinteraksi dengan orang lain, bukan karena anti sosial, tapi karena perasaan trauma sering tak dianggap.
  •   Keras kepala (cenderung egois), karena selalu merasa tidak diperhatikan dia akan cenderung mengabaikan pendapat orang lain jika berbeda dengan pendapatnya.
  •     Mandiri, karena selama ini dia biasa mengerjakan segala sesuatu sendiri tanpa pertolongan dari siapapun, dia akan lebih memilih untuk melakukan segalanya sendiri tanpa meminta pertolongan orang lain.
  •    Melakukan hal yang berbeda dari orang lain (terutama saudaranya), tidak seperti anak bungsu yang terkadang lebih senang mengikuti apa yang anak pertama lakukan, anak tengah atau anak ke-2 akan melakukan apapun yang berbeda dibandingkan dengan saudara-saudaranya,contoh nyatanya adalah saya sendiri, kakak dan ayah saya tidak pernah memakai piercing dan tatoo, tapi saya sendiri memutuskan memakai piercing dan akan bertatoo :). 
  •    Terkesan jutek (-___-"), no comment untuk yang ini, hahaha.
  •    Punya kreatifitas yang tinggi, saat mereka menyendiri banyak anak tengah atau anak ke-2 yang akan mengembangkan kreatifitas mereka dalam berbagai macam hal, contohnya ya blog ini.
  •   Pendengar yang baik, karena mereka jarang mengungkapkan apa pendapatnya mereka bisa jadi pendengar yang baik (hal ini akan sangat menguntungkan jika berhadapan dengan wanita yang sedang galau, hahaha).
  •   Kurang peka dan sensitif, beberapa anak akan kurang peka pada perasaan sekitarnya, mereka akan mengungkapkan apapun yang terpintas dengan sangat jujur dan terkadang menyakiti sekitarnya (makanya anak tengah sering diputusin sama pacarnya) :P
  •    Sedikit plin-plan, beberapa anak kurang dapat memutuskan apa yang mereka inginkan dan cenderung merubah pendapat diakhir pemutusan.
  
  Jadi para anak ke-2 dan anak tengah di luar sana apakah anda seperti itu? buat saya pribadi sebagian karakteristik di atas memang cukup menggambarkan saya. Entah kenapa saya selalu merasa ada yang berbeda antara saya dengan mereka. ^_^

Hasil studi Stanford University, AS, baru-baru ini mendapati, anak tengah cenderung dinilai sebagai pribadi yang mudah iri, kurang berani, dan jarang bicara. Meski demikian, hal itu tidak selalu  demikian. Anak tengah pun punya banyak keunggulan. Tetapi ada pula masalah kesehatan yang harus diperhatikan anak tengah.

Menurut Katrin Schumann, salah satu pengarang buku "The Secret Power of Middle Children", anak tengah memang cenderung jarang diperhatikan, namun, hal itu justru bisa dijadikan alat untuk memacu dirinya. Terbiasa jarang diperhatikan serta jarang mendapatkan pujian bisa dijadikan anak tengah untuk memacu diri dan membentuk diri menjadi pribadi yang mandiri dan fokus dibandingkan saudara-saudaranya,dikutip dari Psychology Today, Rabu (14/8).
Menurut Kevin Leman, pengarang buku "The Birth Order Book", masalah psikologi "middle child syndrome" (sindrom anak tengah) bisa benar-benar memengaruhi kepribadian seseorang. Anak tengah, cenderung berkepribadian kebalikan dari kakaknya. Contoh, bila anak pertama cenderung ingin meraih prestasi tertinggi, si anak tengah cenderung kurang termotivasi dan tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mencapai kesuksesan (Ahh menurut saya gak gitu juga koq om,, mungkin caranya aja yang agak berbeda. kalau sekarang disebutnya anti mainstream) \m/

Anak tengah umumnya tak ingin disamakan dengan kakaknya. Mereka cenderung ingin punya identitas sendiri, identitas yang jauh berbeda dari kakaknya, karena mereka seringkali diabaikan serta dilupakan oleh saudaranya. Perasaan diabaikan ini membuat mereka mencari interaksi dari luar keluarga.
 Teman-teman biasanya dijadikan pegangan anak tengah untuk mendapatkan perhatian serta interaksi sosial yang kuat, demikian pendapat dr Maynard Brusman, psi.
sering sekali dikatakan, anak tengah kurang mendapat perhatian cukup di rumah, bahkan kadang dinilai sebagai pribadi unik di antara keluarganya. Hal ini kemudian bisa memicu mereka menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Namun, kepercayaan diri yang rendah ini bisa dijadikan hal positif di kemudian harinya, karena mereka tidak memiliki ego yang besar (alias kaga songong).

Anak tengah juga dinilai memiliki kepribadian yang lebih sosial dan fleksibel ketimbang saudara-saudaranya. Anak tengah pun akan menjadi negosiator yang baik, karena memiliki kemampuan yang baik dalam memahami segala kondisi dari kedua pihak. Namun, karena cenderung tinggi empati, anak tengah seringkali mengalami masalah kesehatan. Empati yang tinggi bisa memicu stres, menurut Schumann. Empati yang tak berbalas atau diabaikan bisa menimbulkan stres pada anak tengah.Anak tengah juga kerap mencapai kesuksesan, memiliki kehidupan sosial yang kuat, serta karier yang bagus karena beberapa sifatnya yang baik.
Beberapa sifat baik anak tengah: punya empati yang tinggi, mandiri, ketelitian, kreatif, dan punya keinginan besar untuk menyenangkan orang lain. Bila sifat-sifat baik ini diasah dan dikembangkan, bukan mustahil, si anak tengah justru bisa menjadi pemimpin, wirausahawan, dan profesional lainnya.

Oke guys..disini saya juga ngalamin hal yang mungkin gak jauh beda dari tulisan tulsan diatas.
Ya saya merasakan perasaan tidak adil dan terkucilkan dari keluarga. Mulai dari saya masih SD, saya sudah tau bahwa saya adalah pribadi yang berbeda. Mulai dari tak suka berkumpul sama keluarga inti, sampai lebih menganggap orang dewasa lain yang sering dekat dengan saya sebagai keluarga inti.

Apa yang menurut saya tidak adil ?mungkin banyak,tapi salah satunya  adalah ketika orang tua saya begitu membanggakan kakak laki laki saya  saya dan sangat memanjakan adik saya.

 Saya masih ingat ketika dulu saya masih duduk di bangku kelas 4 SD.ada acara liburan bersama teman-teman dan guru SD, tapi disaat bersamaan kakak saya juga ada acara penyerahan penghargaan di SMA nya ,karena dia juara umum, yang membuat saya merasa dikucilkan adalah mereka( saya tulis mereka dan itu berarti kedua orangtua saya) lebih memilih menghadiri acara tersebut ketimbang menjemput saya di sekolah sepulang liburan itu, akibatnya saya harus jalan kaki hampir 3 km sambil membawa barang bawaan yang berat.

Next time perlakuan ibu sya jauh berbeda dgan adik saya.ketika adik saya sakit sedikit saja, mereka akan langsung membawa dia ke dokter, sedang saya pernah mengalami sakit panas tinggi karena kaki saya bengkak tertusuk pecahan beling, kalau tidak salah 3 hari saya sakit tanpa pernah ada tanda-tanda mereka membawa saya ke dokter sampai akhirnya malah saudara ayah saya yang membawa saya ke dokter.

jika saya selalu dituntut tidak manja dan mandiri.hal itu tidak untuk kakak dan adik saya.
Tapi saya harus brterimakasih teruntuk ibu saya tercinta yang mendidik saya dengan keras sepert itu.jika beliau tidak mndidik saya begitu mungkin saya tidak bisa menjadi pribadi supel dan mandiri seperti sekarang,jauh berbeda seperti kakak saya yang sekarang seakan tiap langkahnya dikendalikan oleh istrinya atau adik saya yang berubah sok manja dan tidak bisa mandiri. dan saya akui jarang mendapat perhatian orang tua sehingga berubah menjadi pribadi mandiri dan pintar mengatur pengeluaran (alias hemat bro).

Meskipun  Perasaan sedih terkadang menghantui saya.karena dulu selalu dibanding-bandingkan dengan kakak saya, saya selalu menjadi objek percontohan hal buruk di mata mereka.iya saya memang bandel terkadang sengaja bersikap malas. Hal itu terjadi semata-mata karena saya merasa bosan diperlakukan tidak adil.
perubahan mulai terjadi dalam diri saya sejak awal berkenalan dengan orang senasib di di tempat kerja part time saya ( iya, part time, saya dulu membiayai sendiri kuliah saya karena kakak saya yang di beri tugas membiayai kuliah saya oleh orang tua saya malah memilih menikah muda dengan pacarnya, sehingga otomatis budget kuliah saya berbelok arah untuk biaya nikahannya) .

disinilah awal dari keberanian saya mengambil tindakan perubahan.
Dengan cara yang saya sendiri mengakui kurang tepat.Dari yang tadinya pulang kuliah langsung pulang, menjadi suka nongkrong, tapi santai brotha, biar suka nongkrong gini saya ga pernah tu yang namanya ngerokok apalagi narkoba it's a BIG NO buat saya. =D

kenakalan bertambah parah ketika saya kenal dengan mereka. ya, mereka,para manusia hebat yang dengan sempurna berhasil membelokan arah hidup saya menjadi lebih penuh arti.
merekalah teman, Sahabat, atau mungkin bisa dibilang sudah menjadi seperti keluarga saya. mereka yang sudah dilaknat tuhan karena merubah anak baik-baik ini menjadi a big shot whenever and wherever he stand. orang-orang di balik layar yang mengajari cara MENGENDALIKAN KENAKALAN NEGATIF MENJADI KENAKALAN YANG POSITIF. mengajari tentang menghargai diri sendiri dan orang lain.

Di mata orang lain mereka mungkin mereka adalah orang biasa dengan dosa yang yang luar biasa, namun bagi saya mereka adalah para guru, para pendidik yang mengajari saya mengendalikan kelemahan saya menjadi sebuah kelebihan. juga mengajari tentang istilah "Life is always hard, so you must Work hard and never forget to Party hard", ya sebuah istilah tentang membuat hidup anda penuh arti.

 Ya, kini saya mengerti bahwa jika saja saya tidak terlahir sebagai anak kedua, saya tidak akan mungkin menjadi pribadi seperti sekarang. Apa yang terjadi di dalam hidup saya telah mengubah saya secara perlahan dan saya sangat mensyukurinya. Saya tahu perubahan-perubahan itu adalah perubahan yang baik.
Saya senang dan bersyukur,karena saya adalah salah satu anak tengah yang orang-orang sering bilang unik dan misterius. Saya menikmatinya dan jika saya dibolehkan untuk terlahir kembali saya akan tetap memilih untuk menjadi saya sendiri, namun dengan perubahan yang lebih baik tentunya.
 Percayalah, apa yang anda alami saat ini akan menjadi suatu pelajaran berharga di kemudian harinya. Tetaplah bersyukur dan nikmati semua proses yang sedang anda jalani.
 Kata orang "you only live once" maka dari itu buatlah hidup anda yang hanya sekali ini menjadi hidup yang tidak terlupakan dan berkesan hingga nanti ajal menjemput.



KELEBIHAN ATAU KEUNIKAN ANAK TENGAH


  • Anak tengah  memiliki BANYAK teman karena si anak merasa kesepian di tengah keluarga. Supel dan mudah bergaul adalah ciri utamanya. Maka dari itu banyak anak tengah yang kadang salah memilih teman sehingga terjerumus ke dalam pergaulan bebas, narkoba, dan sebagainya. Semua dikarenakan ia merasa tak memiliki seseorang di sampingnya untuk berbagi cerita karena kakak dan adiknya telah mengambil habis semua perhatian orang tua.



  • Otak kanan si anak tengah cenderung lebih menonjol ketimbang otak kirinya. Berdasarkan apa yang saya cari tahu dan rasakan, anak tengah memang lebih mengarah kepada seni. Menyanyi, melukis, menari atau menulis adalah contoh kegiatan yang utamanya disenangi anak tengah. Maka dari itu anak tengah adalah sosok yang sangat fleksibel. Pekerjaan yang cocok adalah tidak di balik meja kerja. Berpetualang dan bebas selalu yang diimpikan kebanyakan anak tengah.



  • Anak tengah yang sukses dan baik justru adalah anak yang seharusnya diberikan apresiasi karena tidak mudah untuk menjalani hal tersebut. Kurangnya dukungan dari keluarga biasanya membuat si anak stres dan lebih memilih untuk menjalani hidup semaunya.

Maka dari itu, untuk anak tengah itu sendiri jangan pernah patah semangat dan selalulah berpikir positif. Apa yang selama ini anda lalui adalah kunci kesuksesan anda di masa mendatang. Jika anda tidak melalui proses ini, anda mungkin tidak akan menjadi pribadi yang seperti sekarang.Anda jauh lebih kuat, pintar, dan hebat daripada yang anda bisa bayangkan saat ini.

Sementara untuk para orang tua atau calon orang tua, usahakan untuk tidak pernah membandingi anak anda dengan saudara-saudaranya atau dengan siapapun. Anak butuh perhatian yang sama dan dukungan yang sama pula. Berikan kekuatan untuk anak-anak anda karena sejatinya anak akan selalu kembali kepada orang tuanya apapun yang terjadi.


TIPS UNTUK MEMPERLAKUKAN ANAK KE DUA ATAU ANAK TENGAH

1.  Cari Kelebihan Yang Dimiliki Anak kedua  Yang Tidak Sama Dengan Kakak Atau Adiknya.  Jangan pelit memberi pujian (lebih baik lagi jika di depan orang lain) . Anak kedua senang dan bahagia dianggap berbeda, dan dihargai karena perbedaannya.

2. Jangan Membandingkan  Dirinya Dengan Siapapun. Sepanjang hidupnya karena terlahir sebagai anak kedua, dia akan sangat sering mendengar oang luar membanding bandingkan dirinya dengan kakak atau adiknya. Dia tidak perlu mendengar itu lagi dari anda sebagai orang tua. Hargai dia sebagaimana adanya.

3. Ambil Waktu Khusus Yang Memang Hanya Diperuntukkan Bagi Anak Kedua.Apakah itu pergi menonton film berdua, belanja berdua, atau sekedar jalan pagi berdua. Anak kedua perlu merasa dia mendapatkan tempat yang istimewa di hati anda, dan tidak tergantikan oleh siapapun.

4. Dengarkan Dengan Seksama Dan Pancing Minatnya Untuk Bercerita. Anak kedua sesunggguhnya ingin didengarkan. Mereka sudah cukup “capek” selalu harus menunggu giliran bicara  sesudah kakaknya.  Hal inilah yang justru membuat mereka kadang terlihat enggan dan malas mengekspresikan dirinya, karena kelamaan menunggu, dan pada umumnya si sulung lebih didengar pendapatnya.

5. Tanamkan Prinsip Dalam Keluarga Anda Bahwa Tidak Selalu Yang Lebih Tua Itu Benar. Ini tidak ada kaitannya dengan kesopanan, karena mengoreksi  yang salah, bukan juga harus dengan cara tidak sopan. Ajari anak kedua untuk mengungkapkan ketidak setujuannya akan sesuatu dengan cara yang sopan.

Intinya MCS (Middle Child Syndrome) TIDAK AKAN berlanjut hingga dewasa jika para anak tengah mendapat ARAHAN DAN BIMBINGAN YANG TEPAT. bisa dari orang tua sendiri atau dari pergaulan di luar.
Ingatlah KEKURANGAN apapun jika DIKENDALIKAN DENGAN BAIK dan DIGUNAKAN DENGAN TEPAT akan berubah menjadi sebuah KELEBIHAN.

Intinya adalah anak kedua itu memang unik dan berbeda, karena ketika mereka lahir, orang tua sudah memiliki “standard” yang diambil dari si sulung. Inilah yang sebenarnya kurang disukai anak kedua. Mereka tidak suka dibandingkan.   Mereka ingin dihargai dan dicintai sebagaimana adanya, dan bukan karena meng-copykebaikan kakaknya.
Akhir kata saya katakan kepada PARA ORANG TUA, untuk menikmati keunikan anak kedua anda sepenuhnya. Akan ada saatnya anda benar benar merindukan kehadiran sosoknya yang memang lain dari yang lain, dan justru karena perbedaanya itu, orang tua dapat belajar untuk memahami bahwa dalam perbedaan itu ada kebaikan dan keindahan.

Bersyukurlah menjadi anak tengah kawan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar